Dulu aku terjebak dengan gaya hidup yang cepat, sibuk dan beranggapan hustle culture adalah hal yang normal dan wajar untuk anak muda.
pic : pinterest |
Aku masih ingat di mana setiap orang berlomba - lomba menjadi sosok inspiratif, berprestasi dan ingin mendapatkan pengakuan sukses!
Apakah itu salah? Tentu saja tidak!
Tapi saat itu aku merasa semua orang yang di sekelilingku ingin sukses di usia muda, ingin mencapai financial freedom di usia 20an dan memaksakan semua cara agar dapat stample sukses tersebut. Yang sama sekali tidak salah hanya saja seolah - olah sukses itu harus diraih di usia 20an padahal setiap orang memiliki timelinenya sendiri kan?
Aku pun dulu seperti itu..
Aktif di berbagai organisasi, datang ke banyak event, memiliki banyak networking dan join banyak komunitas karena aku merasa jika aku tidak sibuk seperti ada yang salah dengan diriku akibat tuntutan lingkungan yang ambisius.
Yang membuat aku berhenti adalah ketika aku merasa sangat lelah dan kemudian berpikir "kenapa sukses harus usia muda? kenapa harus usia 20an?"
Aku menyadari jika aku terlalu sibuk sampai - sampai aku tidak pernah punya waktu untuk menikmati kehidupan aku di usia 20an. Kesalahan fatal yang aku lakukan adalah mengorbankan waktu istirahat ketika masih muda karena berpikir itu adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah kesuksesan!
Aku menyadari teman - temanku masih mengejar sukses dengan standart yang ada, itu adalah moment di mana aku berhenti dan membuat standart aku sendiri.
Apa arti sukses untuk seorang Alice?
Apakah ini kehidupan yang aku inginkan?
Lalu aku mulai mencari hidup seperti apa yang aku mau untuk masa depanku.
Ternyata aku ingin hidup yang tenang dan bahagia.
Aku ingin bisa jadi berkat untuk sesama dan akhirnya aku menemukan gaya hidup yang paling sesuai yaitu SLOW LIVING.
Slow itu sebenarnya adalah kepanjangan dari Sustainable, Local, Organic, Wholefood.
pic : pinterest |
Slow Living ini berkebalikan dari gaya hidup yang aku jalanin dari usia 18 hingga 26 tahun yang disebut dengan Hustle Life.
Ada satu kejadian yang menjadi turning point aku dalam menjalani hidup yaitu ketika aku mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat itu aku ditabrak oleh mobil dengan cepat dan membuat badan aku rasanya remuk redam. Butuh waktu 2 tahun untuk aku bisa hidup normal untuk beraktivitas seperti biasa hanya saja pemikiran aku saat itu sudah berubah.
Aku ingin menjalani setiap detik dengan bermakna..
Jika kamu pernah dekat dengan kematian kamu akan menyadari jika semua hal yang kita kejar di dunia ini tidak ada artinya. Kamu akan mulai memikirkan apa yang ingin kamu lakukan sebelum meninggal pun kamu juga ingin meninggalkan sesuatu sebelum kamu pergi.
Pemikiran ini yang membuat aku fokus pada meaningful life dan mengubah blog ini menjadi A Magazine yang menjadi panduan untuk memulai kehidupan yang bermakna.
Slow Living membuat aku menyadari untuk memilih hal yang penting, menikmati setiap hari dan memprioritaskan hal penting dalam hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang misalnya waktu dengan keluarga, kesehatan dan memiliki pikiran yang tenang.
pic : pinterest |
Dari Minimalist ke Meaningful Live dan memutuskan untuk Slow Living adalah perjalanan hidup yang mengubah keseluruhan diri aku.
Alice yang sekarang tidak lagi mengejar uang, popularitas dan pengakuan publik tapi lebih memilih melakukan hal yang aku cintai dengan cara yang benar tanpa merasa tertinggal dan memikirkan legacy yang ingin aku tinggalkan.
Apakah aku bahagia?
Pertanyaan ini yang aku tanyakan ketika aku pelan - pelan mengubah gaya hidupku dan ternyata sakit kepala yang selama ini sering aku rasakan menghilang begitu juga kesehatan mental aku membaik dan yang terpenting aku bisa tidur dengan nyenyak.
Namun ada satu pertanyaan yang mengganjal untuk aku saat itu, apakah mungkin slow living dilakukan oleh seorang entrepreneur atau aku harus give up dengan bisnis yang aku jalani?
Untuk menjawab pertanyaan ini aku harus memikirkan kembali :
- apa arti sukses untuk aku sebagai seorang entrepreneur? apakah ingin membangun startup dan mengejar investor? apakah aku bercita - cita ingin IPO suatu hari nanti?
- apa arti bahagian untuk aku?
- apa yang penting untuk diri aku pribadi dan pekerjaan aku?
- apa saja gaya hidup yang harus diubah?
- apa yang menjadi prioritas kamu sekarang?
- masa depan seperti apa yang kamu bayangkan?
Saat ini aku bekerja sebagai seorang freelancer dan merasa ini adalah pekerjaan yang tepat untuk aku yang menerapkan slow living, akan tetapi aku ingin bisa melanjutkan bisnis yang sudah aku rintis selama ini. Sekarang aku sedang mencari tahu tentang Slow Living Entrepreneur dan masih riset bagaimana menerapkan pada dunia bisnis yang lekat dengan kehidupan serba cepat dan sibuk.
Alice di usia 20an menerapkan Hustle Life yang berakhir pada kesehatan memburuk, harus istirahat setelah kecelakaan mobil, dealing dengan depresi dan merasa kosong.
Alice di usia 30an menjalani hidup yang tenang, bahagia, fokus pada legacy dan menerapan gaya hidup baru Slow Living.
Slow Living adalah gaya hidup Alice yang baru yang mungkin bisa juga kamu terapkan dalam hidup kamu.
xoxo,
Alice
Tidak ada komentar: